SMKN 1 Singosari

Rise.Up KIM

Arti Nama dan Logo Rise.Up KIM

Arti Nama

Rise.Up KIM berasal dari kata Rise dan Up yang berarti "Terus Berkembang",

yakni Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertekad untuk terus mengembangkan seluruh potensi lokal yang ada pada masyarakat, khususnya di daerah Kabupaten Malang.

Arti Logo

Gambar bintang melambangkan suatu tujuan, yakni tujuan bersama yang muncul dari seluruh elemen masyarakat dan harus diwujudkan.

Gambar buku melambangkan ilmu, yakni ilmu yang berperan sebagai jembatan penghubung untuk mewujudkan suatu tujuan.

Gambar obor melambangkan semangat yang berkobar, yakni semangat yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat khususnya para generasi-generasi muda di setiap daerah dalam tindakan mewujudkan tujuan yang ada.

Gambar segilima melambangkan jumlah sila yang ada pada Pancasila,melambangkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila berperan sebagai batas / filter bangsa Indonesia dari pengaruh external yang bersifat destruktif.

Gambar anak tangga melambangkan langkah-langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, yakni

1. Menghimpun

2. Mengajak maju

3. Merubah pola fikir

4. Mengajar berkarya

5. Melakukan praktik. dan

Warna merah dan putih yang melambangkan kita bekerja mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia

Senin, 31 Agustus 2015

Begog Asmoro Populerkan Wayang Suket ke Anak-anak


Begog Asmoro Populerkan Wayang Suket ke Anak-anak
Minggu, 30 Agustus 2015 20:10


SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo

Begog Asmoro (kiri) membimbing peserta workshop membuat wayang suket (rumput) dengan bahan rumput ilalang di Dewan Kesenian Malang (DKM) Jalan Majapahit, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (30/8/2015). Workshop ini bertujuan mempopulerkan kembali mainan wayang suket yang mulai punah ditelan jaman.

SURYAMALANG.COM, KLOJEN -Begog Asmoro (57), terlihat telaten mengajari membuat wayang berbahan rumput alang-alang (ilalang) atau wayang suket kepada pengunjung pameran komik karya Teguh Santosa, di kantor Dewan Kesenian Kota Malang, Minggu (30/8/2015).

Beberapa kali ia tampak mempraktikan cara mengikat dan dan menggulung rumput hingga berbentuk wayang ke pengunjung.

"Kalau masih pertama kali (membuat wayang suket) memang agak susah. Memang butuh kebiasaan dan ketelatenan untuk bisa membuat wayang suket," kata seniman asli Mergosono, Kota Malang, saat memberikan pelatihan membuat wayang suket ke pengunjung pameran.

Menurut Begog Asmoro, membuat wayang suket sebenarnya mudah. Wayang suket ini berbahan rumput alang-alang. Ia memilih rumput alang-alang karena panjang dan agak kaku. Sehingga, rumput alang-alang mudah untuk dibentuk menjadi wayang. "Tinggal digulung-gulung, lalu diikat. Yang penting membuat rangkanya dulu. Kemudian dibentuk sesuai selera, mau milih tokoh wayang siapa," ujarnya.

Dikatakannya, wayang suket ini merupakan mainan tradisional yang memanfaatkan bahan seadanya dari alam. Sebenarnya, selain rumput alang-alang, tangkai dan daun ketela juga bisa digunakan membuat wayang.

"Ini (wayang suket) mainan saya waktu kecil. Selain dari suket, saya dulu juga membuat wayang dari daun ketela. Ini mainan tradisional yang sederhana dan murah. Sayang sekarang ditinggalkan," katanya.

Lewat pelatihan ini, ia ingin kembali mempopulerkan mainan wayang suket kepada anak-anak. Ia ingin mengenalkan mainan tradisional itu kepada anak-anak generasi sekarang. "Mainan ini juga melatih ketrampilan dan kreativitas anak-anak," ujarnya.


Peserta pelatihan yang juga Kepala TK Sang Timur, Suster Jeane Marie mengaku baru pertama kali belajar membuat wayang suket. Awalnya, ia merasa kesulitan membuat wayang suket. Tetapi, setelah beberapa kali mencoba, akhirnya ia bisa juga membuat wayang suket.

"Memang butuh sabar dan telaten. Membuat rangkanya yang agak susah," katanya.

Menurutnya, mainan wayang suket ini cukup bagus untuk sarana pembelajaran kepada anak-anak. Ia akan mencoba menjadikan wayang suket sebagai alat peraga untuk edukasi anak-anak didiknya.

"Saya akan menularkan mainan wayang suket ini ke anak-anak dit TK Sang Timur," ujarnya.

Sementara itu, anak komikus Teguh Santosa, Dhani Valiandra mengatakan pameran komik karya Teguh Santosa kali ini memang difokuskan khusus wayang. Ia memamerkan komik karya Teguh Santosa yang berjudul Dewa Ruci. Menurutnya, komik Dewa Ruci ini memiliki karakter kuat bagi masyarakat Jawa.

"Acara ini kami namakan Ngaji Wayang. Kami memamerkan komik karya Teguh Santosa khusus wayang. Acara ini sebagai preview sebelum pelaksanaan pameran besar Teguh Santosa tahun depan (2016)," katanya.

Dikatakannya, pameran itu akan dilaksanakan sampai Senin (31/8/2015). Banyak kegiatan dalam pameran tersebut. Selain memamerkan komik karya Teguh Santosa, dalam kegiatan itu juga diadakan pelatihan membuat wayang suket. Kegiatan tersebut juga sebagai ajang mengumpulkan teman-teman Teguh Santosa.


"Dengan cara mengenang karya Teguh Santosa, kami ingin membangkitkan kembali kesenian di Malang. Teman-teman bapak (Teguh Santosa)

0 komentar:

Posting Komentar