SMKN 1 Singosari

Rise.Up KIM

Arti Nama dan Logo Rise.Up KIM

Arti Nama

Rise.Up KIM berasal dari kata Rise dan Up yang berarti "Terus Berkembang",

yakni Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertekad untuk terus mengembangkan seluruh potensi lokal yang ada pada masyarakat, khususnya di daerah Kabupaten Malang.

Arti Logo

Gambar bintang melambangkan suatu tujuan, yakni tujuan bersama yang muncul dari seluruh elemen masyarakat dan harus diwujudkan.

Gambar buku melambangkan ilmu, yakni ilmu yang berperan sebagai jembatan penghubung untuk mewujudkan suatu tujuan.

Gambar obor melambangkan semangat yang berkobar, yakni semangat yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat khususnya para generasi-generasi muda di setiap daerah dalam tindakan mewujudkan tujuan yang ada.

Gambar segilima melambangkan jumlah sila yang ada pada Pancasila,melambangkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila berperan sebagai batas / filter bangsa Indonesia dari pengaruh external yang bersifat destruktif.

Gambar anak tangga melambangkan langkah-langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, yakni

1. Menghimpun

2. Mengajak maju

3. Merubah pola fikir

4. Mengajar berkarya

5. Melakukan praktik. dan

Warna merah dan putih yang melambangkan kita bekerja mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia

Jumat, 28 Agustus 2015

Insiden Longsor di Slorok

Insiden Longsor di Slorok, Sawah di 5 Desa Terancam Kekeringan
Sabtu, 22 Agustus 2015 18:37



Insiden Longsor di Slorok, Sawah di 5 Desa Terancam Kekeringan
suryamalang.com
Buldozer mengeruk longsoran yang menutup dua sungai di Slorok, Blitar.

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Paska longsornya jalan raya di Desa Slorok, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Pemkab Blitar langsung mendatangkan satu buldozer ke lokasi, Sabtu (22/8/2015) siang.
Itu dipakai buat mengeruk longsoran tanah yang menutup dua sungai, dengan tujuan agar sungai itu bisa bermanfaat kembali.
Sebab, sejak terjadi tanah longsor pada Kamis (20/8/2015) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB kemarin, dua sungai itu tertutup tanah sehingga airnya tak bisa mengalir.
"Untuk perbaikan tahap awal ini, kami sengaja menormalisasikan sungai dulu. Tujuannya, agar sungai itu segera bisa dimanfaatkan warga, buat mengairi sawahnya. Sebab, pada saat musim kemarau seperti sekarang ini, petani sangat membutuhkan banyak air," kata Heru Irawan, Kepala Badan Penanggulanhan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Sabtu (21/8/2015).
Dua sungai itu, menurut Heru, selama ini buat mengairi sawah warga seluas 500 Ha, dengan tersebar di lima desa, di antaranya Desa Sumberjo, Kebonagung, Popoh, Pelangi, dan Slorok,

"Sebenarnya ada tiga sungai di lokasi itu, yang terkena dampak tanah longsor. Namun, yang satu sungai, sulit diperbaiki dengan hanya dikeruk tanahnya. Sebab, sungainya ambrol ke bawah, sehingga membutuhkan waktu lama perbaikannya," ungkapnya.
Seperti diketahui, Kamis (20/8/2015) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB kemarin, telah terjadi tanah longsor di jalan raya di Desa Slorok, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Tak ada korban jiwa namun menyebabkan terputusnya jalur antarkecamatan.
Yakni, Kecamatan Doko dan Kecamatan Wlingi. Sebab, jalan beraspal itu tak hanya longsor sepanjang 300 meter, namun juga terputus. Yakni, menganga selebar 250 meter, dengan kedalaman sekitar 80 meter.
Selain, menyebabkan jalannya terputus, tiga jembatan juga rusak karena ikut longsor, dan dua jembatan tertutup longsor karena posisinya berada di bawah tebing yang longsor tersebut.

Jembatan itu rata-rata lebarnya 3,5 meter, dengan panjang antara 4 meter sampai 8 meter. Jembatan itu berada di tiga sungai, yang membujur mengikuti bentuk jalannya yang berkelok seperti huruf S.
Yakni, Sungai Sumberjo, yang ada di atas jalan, dan Sungai Kebonagung serta Sungai Pratan, yang ada di bawah jalan. Ketiga sungai itu alirannya cukup deras. Kini, ketiga sungai itu tak berfungsi lagi buat pengairan sawah. Sebab, satu sungai ikut longsor, yang dua sungai tertutup longsoran. (*)

0 komentar:

Posting Komentar