SMKN 1 Singosari

Rise.Up KIM

Arti Nama dan Logo Rise.Up KIM

Arti Nama

Rise.Up KIM berasal dari kata Rise dan Up yang berarti "Terus Berkembang",

yakni Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertekad untuk terus mengembangkan seluruh potensi lokal yang ada pada masyarakat, khususnya di daerah Kabupaten Malang.

Arti Logo

Gambar bintang melambangkan suatu tujuan, yakni tujuan bersama yang muncul dari seluruh elemen masyarakat dan harus diwujudkan.

Gambar buku melambangkan ilmu, yakni ilmu yang berperan sebagai jembatan penghubung untuk mewujudkan suatu tujuan.

Gambar obor melambangkan semangat yang berkobar, yakni semangat yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat khususnya para generasi-generasi muda di setiap daerah dalam tindakan mewujudkan tujuan yang ada.

Gambar segilima melambangkan jumlah sila yang ada pada Pancasila,melambangkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila berperan sebagai batas / filter bangsa Indonesia dari pengaruh external yang bersifat destruktif.

Gambar anak tangga melambangkan langkah-langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, yakni

1. Menghimpun

2. Mengajak maju

3. Merubah pola fikir

4. Mengajar berkarya

5. Melakukan praktik. dan

Warna merah dan putih yang melambangkan kita bekerja mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia

Jumat, 28 Agustus 2015

Kasus HIV/AIDS di Malang Terus Bertambah


Kasus HIV/AIDS di Malang Terus Bertambah

Dipublish pada: Jumat, 28 Agustus 2015





Temuan kasus HIV/AIDS di Kota Malang, terus bertambah setiap tahunnya. Sampai dengan Desember 2014, tercatat ada 3.263 kasus, sedangkan pada periode Januari – Juli 2015 sudah ditemukan 163 kasus baru. Ini menempatkan Kota Malang di peringkat kedua tertinggi daerah dengan kasus HIV/AIDS di Provinsi Jawa Timur, Ngalamers.

“Kasus HIV/AIDS di Kota Malang memang cenderung meningkat. Fenomena kasus ini di Kota Malang seperti gunung es, ada sekian persen yang tak tampak,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Asih Tri Rachmi.

Penderita HIV/AIDS itu mulai dari anak kecil, golongan produktif usia belasan tahun, hingga 49 tahun. Khusus untuk anak kecil, mereka tertular virus oleh ibunya yang lebih dulu dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS.
Temuan kasus HIV/AIDS ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko. Antara lain
Penggunaan narkoba jenis jarum suntik (IDU) dengan 35,7 persen
Wanita Pekerja Seksual (WPS) 4,8 persen
Waria 1,6 persen
Narapidana dengan kasus IDU 3,4 persen
Ibu rumah tengga dengan pasangan berisiko sebesar 16,4 persen
Gay atau pecinta sejenis 7,3 persen
Pelanggan WPS 10,6 persen
Kasus perinatal atau dari ibu ke janin sebesar 3,9 persen
dan lain – lain yang tak terdeteksi penyebabnya sekitar 16,3 persen.
Asih menambahkan, untuk menanggulangi penyebaran HIV/AIDS selain sosialisasi penanggulangan penyebaran HIV/AIDS dari Dinas Kesehatan harus juga dari kebiasaan dan perilaku masyarakat sendiri. Misalnya, tak melakukan hubungan pra nikah dan setia dengan pasangan.

Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Imam Fauzi mengatakan, Dinas Kesehatan harus lebih intens mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS ke lapisan paling bawah agar pencegahannya bisa lebih efektif, Ngalamers. “Sosialisasi ke posyandu, puskesmas bahkan bila perlu bersama pihak kelurahan turun ke tingkat Rukun Tetangga dan Rukun Warga. Kalau anggaran untuk penanggulangan HIV/AIDS ini dinilai kurang, kami juga siap menyetujui penambahan anggarannya,” kata Imam.

0 komentar:

Posting Komentar