SMKN 1 Singosari

Rise.Up KIM

Arti Nama dan Logo Rise.Up KIM

Arti Nama

Rise.Up KIM berasal dari kata Rise dan Up yang berarti "Terus Berkembang",

yakni Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertekad untuk terus mengembangkan seluruh potensi lokal yang ada pada masyarakat, khususnya di daerah Kabupaten Malang.

Arti Logo

Gambar bintang melambangkan suatu tujuan, yakni tujuan bersama yang muncul dari seluruh elemen masyarakat dan harus diwujudkan.

Gambar buku melambangkan ilmu, yakni ilmu yang berperan sebagai jembatan penghubung untuk mewujudkan suatu tujuan.

Gambar obor melambangkan semangat yang berkobar, yakni semangat yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat khususnya para generasi-generasi muda di setiap daerah dalam tindakan mewujudkan tujuan yang ada.

Gambar segilima melambangkan jumlah sila yang ada pada Pancasila,melambangkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila berperan sebagai batas / filter bangsa Indonesia dari pengaruh external yang bersifat destruktif.

Gambar anak tangga melambangkan langkah-langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, yakni

1. Menghimpun

2. Mengajak maju

3. Merubah pola fikir

4. Mengajar berkarya

5. Melakukan praktik. dan

Warna merah dan putih yang melambangkan kita bekerja mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia

Senin, 31 Agustus 2015

Diancaman Pedagang, Ini Jawaban Dinas Pasar Kota Malang


Diancaman Pedagang, Ini Jawaban Dinas Pasar Kota Malang
Senin, 31 Agustus 2015 15:01


SURYAMALANG.COM/Sulvi Sofiana

Para pedagang pasar Dinoyo Kota Malang membentangkan spanduk saat unjuk rasa, Senin (30/3/2015)



SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Kepala Dinas Pasar Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan tidak mempermasalahkan ancaman perwakilan pedagang Pasar Dinoyo yang berencana memboikot bayar retribusi.

Menurutnya, pedagang yang memboikot bayar retribusi hanya sebagian kecil pedagang yang menolak pembangunan Pasar Terpadu Dinoyo.

"Tidak masalah, itu hanya kelompok (pedagang) kecil saja. Mayoritas pedagang tidak masalah dengan pembangunan Pasar Terpadu Dinoyo," kata Wahyu, Senin (31/8/2015).

Dikatakannya, mayoritas pedagang tidak terpengaruh dengan gerakan yang dilakukan kelompok kecil pedagang itu. Mayoritas pedagang juga sudah mengikuti proses pembayaran biaya pengganti kualitas bangunan.

"Laporan dari investor, mayoritas pedagang sudah tidak ada masalah dengan pembangunan Pasar Dinoyo," ujarnya.

Pedagang Pasar Dinoyo mengancam menolak membayar retribusi di Pasar Penampungan Sementara Merjosari. Penolakan membayar retribusi itu sebagai bentuk protes terhadap proses pembangunan pasar tradisional di Pasar Terpadu Dinoyo yang sampai sekarang belum selesai.

Hal itu disampaikan perwakilan pedagang saat mendatangi Balai KotaMalang, Senin (31/8/2015). Kedatangan para pedagang sebenarnya untuk menagih janji kepada Wali Kota Malang, M Anton, yang berjanji akan mempertemukan pedagang dengan investor membahas soal penyelesaian pembangunan pasar tradisional.

Tetapi, sampai sekarang belum ada tindakan dari Pemkot untuk mempertemukan pedagang dengan investor.

0 komentar:

Posting Komentar