SMKN 1 Singosari

Rise.Up KIM

Arti Nama dan Logo Rise.Up KIM

Arti Nama

Rise.Up KIM berasal dari kata Rise dan Up yang berarti "Terus Berkembang",

yakni Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertekad untuk terus mengembangkan seluruh potensi lokal yang ada pada masyarakat, khususnya di daerah Kabupaten Malang.

Arti Logo

Gambar bintang melambangkan suatu tujuan, yakni tujuan bersama yang muncul dari seluruh elemen masyarakat dan harus diwujudkan.

Gambar buku melambangkan ilmu, yakni ilmu yang berperan sebagai jembatan penghubung untuk mewujudkan suatu tujuan.

Gambar obor melambangkan semangat yang berkobar, yakni semangat yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat khususnya para generasi-generasi muda di setiap daerah dalam tindakan mewujudkan tujuan yang ada.

Gambar segilima melambangkan jumlah sila yang ada pada Pancasila,melambangkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila berperan sebagai batas / filter bangsa Indonesia dari pengaruh external yang bersifat destruktif.

Gambar anak tangga melambangkan langkah-langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, yakni

1. Menghimpun

2. Mengajak maju

3. Merubah pola fikir

4. Mengajar berkarya

5. Melakukan praktik. dan

Warna merah dan putih yang melambangkan kita bekerja mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia

Jumat, 28 Agustus 2015

Kebun Apel Poncokusumo


Siapa yang tidak mengenal buah apel yang kaya vitamin ini? Rasa apel yang asam dan manis membuat buah ini digemari banyak orang. Di Indonesia, buah apel yang cukup terkenal yaitu apel Malang yang produksinya berpusat di kota Batu. Namun tahukah Anda bahwa tak hanya kota Batu saja yang menjadi sentra produksi apel di Malang? Ya, Desa Wisata Poncokusumo patut dikunjungi jika Anda ingin mencicipi apel segar khas Malang.
Sumber: http://surabaya.panduanwisata.id/files/2015/01/desa-wisata-poncokusumo-goesbike.jpg
 Desa Poncokusumo adalah satu desa atau kecamatan di Malang. Desa Poncokusumo masyur sebagai desa wisata dan terletak di kaki gunung Semeru dengan luas 686,23 ha atau tepatnya di sebelah selatan perbatasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.



Desa Poncokusumo merupakan desa yang kaya akan produksi holtikultura, sperti bawang, tomat, kentang, kol dan tentu saja apel serta buah-buah lainnya. Terdapat kurang lebih 7 desa yang membudidayakan apel sebagai komuditas utama perkebunan mereka.
Sumber: http://www.eastjava.com/tourism/malang/ina/images/gallery/poncokusumo-village/poncokusumo_village_02.jpg
Desa Poncokusumo merupakan daerah penghasil apel yang kualitasnya tidak kalah dari apel Batu. Bahkan secara kuantitas, hasil produksi apel di Poncokusumo lebih banyak daripada kota Batu. Desa wisata ini berada di lereng Gunung Semeru, tepatnya di sebelah selatan perbatasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Desa Poncokusumo memiliki kontur tanah yang berbukit-bukit dan berhawa dingin dengan hamparan kebun apel yang masih alami. Letaknya yang berada di ketinggian 926 mdpl membuat desa ini terasa asri, menyejukkan dan jauh dari polusi serta kebisingan kota.
Sumber: http://www.eastjava.com/tourism/malang/ina/images/gallery/poncokusumo-village/poncokusumo_village_13.jpg
Penduduk Desa Poncokusumo telah mengembangkan budidaya tanaman apel sejak tahun 1960-an. Berbagai varietas apel yang ditanam di sini tumbuh dengan baik, mulai varietas lokal maupun impor. Di antaranya apel anna, manalagi, rome beauty dan wanly. Poncokusumo sebagai daerah penghasil apel dan agrowisata memang belum banyak diekspos. Namun selama beberapa tahun terakhir, banyak wisatawan asing yang berkunjung ke Poncokusumo. Sedikitnya 20 rumah warga sudah dijadikan  homestay (penginapan) bagi para pengunjung yang ingin bermalam di desa ini.
Sumber: http://www.eastjava.com/tourism/malang/ina/images/gallery/poncokusumo-village/poncokusumo_village_15.jpg
Diresmikan  sebagai desa wisata pada tanggal 27 Mei 2001 oleh Bupati Malang Ir. Moch. Ibnu Rubianto, Desa Poncokusumo memiliki banyak altenatif wisata yang menarik. Tak hanya wisata petik apel, desa ini juga memiliki daya tarik wisata yang beraneka ragam. Seperti pengolahan sari apel, agro bunga krisan yang indah, outbond, dan aneka kesenian daerah. Bahkan warga setempat juga mengembangkan hasil perkebunannya menjadi produk olahan seperti keripik apel, salak, jambu, dan lain-lain yang dikerjakan secara home industry.


0 komentar:

Posting Komentar