SMKN 1 Singosari

Rise.Up KIM

Arti Nama dan Logo Rise.Up KIM

Arti Nama

Rise.Up KIM berasal dari kata Rise dan Up yang berarti "Terus Berkembang",

yakni Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertekad untuk terus mengembangkan seluruh potensi lokal yang ada pada masyarakat, khususnya di daerah Kabupaten Malang.

Arti Logo

Gambar bintang melambangkan suatu tujuan, yakni tujuan bersama yang muncul dari seluruh elemen masyarakat dan harus diwujudkan.

Gambar buku melambangkan ilmu, yakni ilmu yang berperan sebagai jembatan penghubung untuk mewujudkan suatu tujuan.

Gambar obor melambangkan semangat yang berkobar, yakni semangat yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat khususnya para generasi-generasi muda di setiap daerah dalam tindakan mewujudkan tujuan yang ada.

Gambar segilima melambangkan jumlah sila yang ada pada Pancasila,melambangkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila berperan sebagai batas / filter bangsa Indonesia dari pengaruh external yang bersifat destruktif.

Gambar anak tangga melambangkan langkah-langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, yakni

1. Menghimpun

2. Mengajak maju

3. Merubah pola fikir

4. Mengajar berkarya

5. Melakukan praktik. dan

Warna merah dan putih yang melambangkan kita bekerja mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia

Jumat, 28 Agustus 2015

Petisi Melawan Kebijakan Wali Kota Malang

Ada Petisi Melawan Kebijakan Wali Kota Malang, Ribuan Orang Mendukung
Sabtu, 22 Agustus 2015 21:13





Ada Petisi Melawan Kebijakan Wali Kota Malang, Ribuan Orang Mendukung
SURYAMALANG.COM/Samsul Hadi
Hutan Malabar Kota Malang

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Polemik terkait renovasi hutan belum tuntas meski Wali Kota Malang, M Anton sudah memastikan tidak menebang pohon, dan meminimalisasi pengerasan di sana.
Sejumlah aktivis lingkungan tetap menolak rencana tersebut dan terus menggalang dukungan.
Salah satu bentuk aksi mereka adalah membuat petisi online melalui situs petisi.org.
Petisi ini berjudul 'Jangan Rusak Hutan Terakhir Kami' dan ditujukan bagi Wali Kota Malang.
Petisi ini didukung 2.651 netizen sejak diluncurkan pekan lalu.
“Kami membuat petisi ini karena rencana di Hutan Malabar justru mengancam ekosistem dan habitat yang ada,” kata Aji Prasetyo, pembuat petisi tersebut pada SURYA, Sabtu (22/8/2015) malam.
Aji menjelaskan arsitektur yang akan diterapkan di Hutan Malabar justru membuat fungsi hutan turun menjadi taman kota. Itu terlihat dari adanya fasilitas penerangan, taman, dan amphitheatre yang ada.
Seluruh fasilitas ini, menurutnya, baik tetapi membuat ekosistem dan habitat di hutan tersebut terganggu. “Apakah pohon tidak akan dijahili oleh para pengunjung nantinya, apakah burung tetap di sana jika ada penerangan pada malam hari,” tambahnya.
Hal seperti ini, lanjut Aji luput dari pengamatan pemerintah yang selama ini berkutat pada peresapan air, dan penambahan tanaman di sana. Menciptakan situasi yang sehat juga menjadi kewajiban dalam arsitektur mereka.
Walau demikian, Aji memastikan bahwa gerakannya saat ini tidak untuk menolak rencana revitalisasi Hutan Malabar. Ia justru berharap agar rencana itu diperbaiki.
“Alangkah baiknya jika Amphitheater, taman bermain dipindah ke lokasi lain. Bukan di Hutan Malabar,” tegasnya.
Selain menggalang solidaritas lewat petisi online, kaum aktivis juga membuat karya seni untuk mendukung gerakan yang diberi nama #SaveHutanMalabar.
Iksan Skuter, musisi yang pernah bergabung dengan band ‘Putih’ juga telah mempelopori dengan membuat lagu.
Lagu tersebut sudah diunggah di akun facebooknya, dan diapresiasi oleh sejumlah musisi nasional, seperti Melanie Subono.
Dia juga mendorong agar masyarakat melakukan aksi serupa untuk mendorong pemerintah memperbaiki desain mereka.
“Entah berupa video testimony, atau lainnya,” tulis Iksan dalam akun Facebook-nya.
Rencananya juga ada konser music dengan kordinator Iksan Skuter. Konser music itu akan berlangsung di Kafe Komika Malang pada Sabtu (29/8/2015) malam.
Sementara, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Erik S Santoso memastikan bahwa revitalisasi hutan akan memaksimalkan hutan.
“Tidak ada penebangan pohon, perkerasan pun sangat minim, dan tidak ada pedestrian di hutan kota,” katanya.
Ia menambahkan banyak hal positive yang didapat dari revitalisasi tersebut, seperti penambahan fauna, dan memaksimalkan fungsi peresapan hutan.
Kata Erik, Fauna yang ditambah dalam hutan kota, seperti tupai, burung, serta unggas.
“Danau kecil yang berfungsi sebagai resapan air akan direvitalisasi supaya maksimal,” tambah dia. (*)


0 komentar:

Posting Komentar