SMKN 1 Singosari

Rise.Up KIM

Arti Nama dan Logo Rise.Up KIM

Arti Nama

Rise.Up KIM berasal dari kata Rise dan Up yang berarti "Terus Berkembang",

yakni Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertekad untuk terus mengembangkan seluruh potensi lokal yang ada pada masyarakat, khususnya di daerah Kabupaten Malang.

Arti Logo

Gambar bintang melambangkan suatu tujuan, yakni tujuan bersama yang muncul dari seluruh elemen masyarakat dan harus diwujudkan.

Gambar buku melambangkan ilmu, yakni ilmu yang berperan sebagai jembatan penghubung untuk mewujudkan suatu tujuan.

Gambar obor melambangkan semangat yang berkobar, yakni semangat yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat khususnya para generasi-generasi muda di setiap daerah dalam tindakan mewujudkan tujuan yang ada.

Gambar segilima melambangkan jumlah sila yang ada pada Pancasila,melambangkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila berperan sebagai batas / filter bangsa Indonesia dari pengaruh external yang bersifat destruktif.

Gambar anak tangga melambangkan langkah-langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, yakni

1. Menghimpun

2. Mengajak maju

3. Merubah pola fikir

4. Mengajar berkarya

5. Melakukan praktik. dan

Warna merah dan putih yang melambangkan kita bekerja mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia

Jumat, 28 Agustus 2015

Hidupkan Kembali Pasar Malam Rakyat

Hidupkan Kembali Pasar Malam RakyatDipublish pada: Jumat, 28 Agustus 2015



     Kampung Malangan di Pekan Rakyat Jatim 2014 di kawasan Stadion Gajayana Malang. (31/10/2014)
Ngalamers, lesunya nilai tukar Rupiah direspon Pemprov Jatim dengan kembali menghidupkan pasar malam di kampung-kampung seperti yang dulu digagas Belanda saat di Indonesia. Salah satu tujuannya adalah kembali menggairahkan ekonomi warga.

"Yang paling bisa saat darurat seperti ini ya dibuat pasar malam gantian seperti dulu kan ada pasar Wage, Pahing, Kliwon, Pon. Jadi konsepnya seperti itu bergiliran," terang Hadi Prasetyo, Asisten Perekonomian Pemerintah Jawa Timur, Jumat (28/8/2015) seperti dirilis suarasurabaya.net

Dulunya Ngalamers, lanjut Hadi, penjajah Belanda membangun pasar-pasar bergiliran (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon) untuk 'memberi penghidupan' bagi warga lokal. Keberadaan pasar-pasar sesuai penanggalan Jawa tersebut kini banyak yang masih bertahan.

Konsep Pasar Malam yang digagas Pemrov adalah pasar rakyat yang digelar bergiliran pada malam hari di masing-masing kelurahan.

"Pasar rakyat malam hari ini akan mampu menjadi solusi bagi mereka yang kini telah kena PHK akibat pelemahan rupiah. Para pelaku UMKM yang kesulitan menjual barang akibat memburuknya daya beli juga bisa terbantu," imbuhnya.

Perusahaan-perusahaan besar akan digandeng pemerintah untuk menggelontorkan barang dengan kualitas nomor 2 (KW) yang sudah tak laku untuk cuci gudang di pasar malam.

Tak hanya itu Ngalamers, Pemrov Jatim akan melakukan substitusi (mengganti) bahan utama impor dengan bahan-bahan dalam negeri.

Selain menggelar pasar rakyat malam bergiliran, Pemerintah Jawa Timur juga akan melakukan subsitusi impor atau mengganti bahan utama impor dengan bahan-bahan dalam negeri.

0 komentar:

Posting Komentar