Apasih sebenarnya PETIK MADU itu??????
Agrowisata maupun Agro Industri mungkin sudah sering kita dengar bahkan kita jumpai. Bagaimana dengan Agro Tawon? Agro Tawon merupakan salah satu obyek wisata alternatif yang dapat kita jadikan pilihan untuk berwisata. Agro Tawon Wisata Petik Madu berlokasi di Puri Kencana, Jalan Dr. Wahidin 8 Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Lokasi obyek ini sangat mudah dijangkau karena tepat terletak di pinggir jalur provinsi penghubung antara Malang-Surabaya, atau sekitar 1 km di selatan pasar Lawang. Disebut Agro Tawon karena peternakan yang diberi nama Rimba Raya ini merupakan tempat yang digunakan untuk memelihara dan mengembangbiakkan tawon atau lebah.Agro Tawon juga menyediakan tempat untuk berwisata edukasi. Di sini menyediakan sebuah paket presentasi untuk memperkenalkan tentang lebah kepada pesertanya.
Pemandangan sekitarnya sangat mendukung karena berada di lembah kecil yang cukup eksotis. Begitu memasuki pintu gerbang masuk ke Puri Kencana, pengunjung langsung berada di jalan berbatu yang menurun tajam, menghadap ke lembah yang ditumbuhi beraneka jenis tanaman. Di bagian tengah lembah yang mendatar, terdapat ratusan kotak berisi lebah. Sebagian kotak lebah lainnya diletakkan tertata rapi di samping kanan dan kiri jalan masuk. Di bagian tengah lembah yang lebar mendatar, para pengunjung dapat mendengarkan penjelasan tentang pola hidup lebah, teknis menernakkan, dan proses pemanenan madu. Selain itu, di atas lahan sekitar 3 hektar terdapat berbagai jenis tanaman anggrek, kayu putih, jojoba, randu, sengon, dan kelengkeng yang merupakan konsumsi utama dari lebah untuk menghasilkan madu.
Ternyata, usaha peternakan lebah yang dikelola Hariyono ini sudah melewati dua generasi. Usaha peternakan ini dimulai sejak tahun 1978 oleh Gunawan, orangtua Hariyono. Gunawan semula membeli 10 glodok (kayu yang dilubangi) lebah hasil tangkapan salah seorang bawahannya. Baru pada tahun 1985 sudah memakai kotak. Pada tahun 2008 Hariono mengembangkan usahanya dengan membuka Wisata Agro di area perkebunan seluas 6,5 hektar di belakang rumah dan tokonya. Awalnya membuka agrowisata ini bertujuan untuk pembelajaran bagi para peternak lebah yang ada di Lawang. Di tempat ini pengunjung bisa bertanya dan belajar tentang banyak hal terkait dengan ternak lebah. Pengunjungnya bisa mencapai 500-1000 per bulan dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada pula yang datang dari mancanegara khusus untuk melihat peternakan lebah dan berbagai jenis tanaman di tempat ini. Pengunjung tidak dipungut harga tiket masuk ketika mengunjungi Agro Tawon. Jika ingin mendapatkan pembelajaran yang lengkap, termasuk cara memanen madunya maka disarankan untuk sekali kunjungan minimal 50 orang. Dan alangkah baiknya jika dijadwalkan minimal seminggu sebelumnya supaya tidak berbarengan dengan rombongan lain.
Di tempat wisata itu sudah dilengkapi berbagai fasilitas pendukung seperti outbond, gazebo, tempat bermain, cafetaria, dan areal parkir yang luas. Jika pengunjung ingin membeli madu yang sudah jadi juga tersedia. Ada juga sarang lebah yang bisa juga langsung dimakan. Harga sarang lebah itu Rp 10 ribu per ukuran 4 cm x 4 cm. Pengunjung juga dapat menikmati es madu, jus jambu-madu, serta membeli berbagai produk yang dihasilkan lebah, sampai melakukan apitherapy, pengobatan dengan sengat lebah.
Di Agro Tawon ini terdapat tiga jenis lebah yang dibudidayakan untuk menghasilkan madu yaitu Apis Melilfira, Acerana dan Trigond. Apis Melilfira merupakan lebah dari Australia, sedangkan Acerana merupakan lebah lokal yang ganas tetapi tidak berbahaya. Sedangkan Trigond merupakan lebah yang kecil dan tidak menyengat. Lebah Apis Melilfira dapat menghasilkan madu paling banyak karena memiliki tubuh lebih besar sehingga lebah ini cocok untuk usaha. Ternyata, produk yang dihasilkan oleh lebah tidak hanya madu saja. Lebah dapat menghasilkan empat macam produk, di antaranya madu, royal jelly, bee pollen, dan propolis. Meskipun madu dihasilkan dari berbagai jenis lebah, namun kualitasnya tidak jauh berbeda hanya tergantung pada kandungan enzimnya.
Untuk sarang lebah proses pembuatannya terbagi menjadi dua yakni alami dan buatan. Kalau alami dibuat oleh lebah itu sendiri, sedangkan kalau buatan, sesuai namanya dibuat oleh manusia. Proses pembuatan sarang yang cepat dan berkualitas dibuat oleh manusia sendiri. Jika dibuat oleh lebah sendiri membutuhkan waktu hingga 3 minggu. Saat ini peternakan telah memiliki beberapa lokasi penangkaran sampai keluar kota seperti Blitar, Nganjuk, Kediri, dan Batu. Madu sudah siap dipanen ketika berumur satu bulan, itu jika bunganya optimal. Dari satu kotak lebah dapat dipanen 30-40 kg madu murni.
ADA JUGA KEKURANGAN DAN KELEBIHAN DARI PETIK MADU
Kelebihan dan keistimewaan :
1. Masyarakat sekitar jadi tahu tentang pengolahan lebah madu.
2. Produk unggulan madu yang telah di manfaatkan untuk bahan makanan / obat herbal.
3. Harga makanan yang tidak terlalu mahal.
4. Banyak sekali fasiasi yang di tawarkan disana.
5. Tempat makanan yang luas.
6. Suasana yang alami dan sejuk.
7. Lokasi yang mudah di jangkau karena dekat dengan jalan raya.
Tetapi saya juga masih menemukan banyak kekurangannya :
1. Kebersihannya masih kurang terjaga ( masih banyak sekali sampah di GAZEBO - GAZEBO dan banyak sekali sarang semut.
2.Penataan ruangan yang masih kurang rapi.\
3.Produk dari petik madu sendiri kurang menarik dan berfariasi ( harusnya ada macam- macam produk yang bisa dihasilkan dari lebah madu itu sendiri ).
4. Untuk toilet umum masih tidak di ketahui keberadaan oleh sebagaian besar pengunjung yang datang
Alamat Agrotawon Rimba Raya
Jl. Dr. Wahidin 8 Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang
Telp. 0341-9161888
Jam Buka: Senin-Minggu
Pukul: 08.00-15.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar